Perilaku Organisasi
2nd Class
Perilaku Individu
Dalam Organisasi - Pengertian Organisasi dan Pengertian Perilaku-Pengertian Organisasi
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996); Organisasi; wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat
dicapai oleh individu secara sendiri. Robbins (1994) organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
Organisasi dapat diartikan dalam arti statis dan dinamis.
Organisasi statis adalah wadah;merupakan suatu tempat dimana
orang-orang melakukan suatu kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi dalam arti dinamis; terdapat hubungan atau interaksi antara
orang-orang yang ada didalamnya, saling bekerjasama, untuk mencapai tujuan yang
jika orang-orang itu tidak menggabungkan dirinya kedalam suatu organisasi
mustahil ia dapat mencapai kebutuhaan hidupnya yang beraneka ragam.
Dalam pengrtian organisasi itu juga ada koordinasi yakni
adanya koordinasi antara orang-orang yang bekerjasama itu yang mana orang-orang
itu mempunyai suatu keterikatan yang terus menerus (dalam arti bukan selamanya
terikat dalam organisasi) namun terikat sepanjang ia menjadi anggota organisasi
dengan mematuhi peraturan yang ada dalam organisasi.
Organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat
diidentifikasi. Batasan ini maksudnya adalah batasan yang nyata yang
harus ada untuk membedakan antara orang yang menjadi anggota dengan yang bukan
anggota, perjanjian mengenai hubungan kerja.
Organisasi untuk
mencapai tujuan atau sesuatu, yang mana
tujuan atau sesuatu itu tidak akan dapat dicapai jika orang-orang itu bekerja secara
sendiri-sendiri.
Pengertian Perilaku
a) Gibson,Ivancevich
dan Donnelly (1993). Perilaku adalah semua yang dikerjakan orang (yang
dilakukan seseorang); misalnya berbicara kepada manajer, mengerjakan perintah
manajer, mendengar saran teman sekerja, mendokumen sebuah laporan, membaca
buku, belajar menggunakan sistem akunting dll.
b) Miftah
Toha (1987) perilaku adalah hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya (formulasi psikologi). Dari defenisi ini tampak bahwa perilaku
individu tidak hanya ditentukan oleh individu itu sendiri tapi sampai seberapa
jauh interaksi antara individu itu dengan lingkungannya.
P =
f (i.l)
c) Hersey
dan Ken Blanchard (1992); perilaku adalah serangkaian aktivitas atau
kegiatan. Dasar dari setiap perilaku adalah aktivitas atau kegiatan. Dalam
banyak hal seseorang itu melakukan lebih dari satu aktivitas misalnya berbicara
sambil berjalan, membaca sambil mengetik. Dan pada saat – saat tertentu seseorang memutuskan untuk mengubah dari satu
aktivitas atau kombinasi aktivitas untuk mengerjakan aktivitas lain.
Beberapa pertanyaan kemudian timbul;
- Mengapa seseorang memilih satu pekerjaan tertentu dan bukan pekerjaan yang lain. Menurut Hersey bahwa perilaku manusia itu pada hakikatnya adalah berorintasi pada tujuan dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan ?
- Bagaimana manajer dapat memahami, menduga dan bahkan mengendalikan aktivitas yang dikerjakan seseorang pada saat tertentu. Untuk itu seorang manajer harus mengetahui dorongan atau kebutuhan seseorang yang mengundangnya untuk mengerjakan suatu kegiatan tertentu?
Pengertian Perilaku Organisasi
Robbins (2007); perilaku organisasi (OB) adalah
bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok dan struktur pada
perilaku dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam
itu untuk memperbaiki efektifitas organisasi. Dengan demikian perilaku
organisasi (OB) terkait dengan studi terhadap apa yang dilakukan orang dalam
organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi
tersebut. OB khusus mengamati keadaan yang terkait dengan ketenagakerjaan,
dengan menekankan pada perilaku yang dikaitkan dengan pekerjaan, kerja,
keabsenan, pengunduran diri karyawan, produktivitas, kinerja manusia dan
manajemen.
Gibson, Ivancevich
dan Donnelly (1993) perilaku organisasi adalah merupakan bidang studi yang
mencakup teori, metode, prinsip – prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna
mempelajari persepsi individu, nilai – nilai, kapasitas pembelajar individu,
dan tindakan – tindakan saat bekerja dalam kelompok dan didalam organisasi
secara keseluruhan, menganalisa akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi
dan sumber dayanya, misi, sasaran, dan strateginya.
Definisi itu
memberikan gambaran terhadap sejumlah hal yakni;
1) Perilaku organisasi adalah cara berpikir. Bagaimana
caranya kita mengarahkan perilaku individu atau kelompok dalam organisasi.
Untuk ini kita benar – benar perlu mengindentifikasi dengan jelas tingkat
analisanya, apakah kita akan mengarahkan perilaku individu atau perilaku
kelompok.
2) Perilaku organisasi adalah multi disiplin.
3) Berorentasi pada kemanusiaan yakni
memperhatikan martabat manusia, yang ingin dihormati dan dihargai.
4) Berorientasi
pada kinerja bagaimana agar kinerja bawahan tinggi.
5) Adanya
pengaruh lingkungan eksternal pada perilaku organisasi.
6) Perilaku
organisasi sangat tergantung pada metode ilmiah dalam memperlajari variabel –
variabel dan keterkaitannya.
Simpul . . .
Dari definisi perilaku organisasi tersebut diatas dapat
diketahui bahwa;
perilaku
organisasi itu adalah bagaimana berusaha memahami perilaku individu didalam
organisasi. mengarahkan dan
mengembangkannya serta memotivasinya untuk mencapai kinerja yang efektif.
Individu pada dasarnya mempunyai perilaku yang berbeda satu sama lain dengan berbagai karakter dan
kepribadian dan juga berbagai kemampuan dan keterampilan serta tingkat dan
jenis pendidikan yang beraneka ragam.
Memanfaatka dan mengarahkan serta memotivasi mereka tentunya
perlu cara yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Untuk itu diperlukan telaah yang sistematis dengan menggunakan dukungan
berbagai disiplin ilmu seperti ilmu psikologi, psikologi sosial, antropologi,
sosiologi dan ilmu politik.
Ilmu-Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi.
1) Psikologi
( ilmu jiwa) berkaitan dengan aspek perilaku manusia misalnya hal – hal
yang berkaitan dengan proses belajar, berpikir, persepsi dan pemecahan persoalan,
pelatihan efektivitas kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivator, kepuasan
kerja, proses pengambilan keputusan,, penilaian kinerja.
2) Psikologi
sosial membahas perilaku manusia dalam kelompok – kelompok. Perilaku
organisasi berhubungan erat dengan psikologi sosial terutama dalam kaitannya
dengan teori penyusunan dan keterpaduan kelompok.
3) Sosiologi
adalah suatu ilmu yang membahas interaksi antar manusia. Hubungannya dengan
perilaku organisasi adalah bahwa sosiologi memberi sumbangan dalam membahas
interaksi kelompok dan dalam menyusun organisasi.
4) Antropologi
sosial adalah membahas budaya, adat istiadat dan kebiasaaan suatu suku bangsa.
Hubungannya dengan perilaku organisasi adalah untuk melihat bagaimana perilaku
individu dalam organisasi yang tentunya dipengaruhi oleh budaya dan kebiasaan –
kebiasaan tertentu dari suatu suku bangsa tertentu.
5) Ilmu
politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan
politik. Dalam perilaku organisasi politik ada dalam strukturisasi konflik, alokasi
kekuasaan, dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan
individu.
Pentingnya Mempelajari Perilaku Organisasi.
Dengan mempelajari
perilaku organisasi kita bisa memahami mengapa karyawan bisa berperilaku
seperti yang mereka lakukan dalam organisasi. Mengapa individu dan kelompok
yana satu lebih prudktif dibandingkan dengan yang lainnya. Mengapa para manajer
terus-menerus mencari cara merancang pekerjaan dan melimpahkan wewenang?.
Pertanyaan-pertanyaan itu dan yang serupa dengan itu sangat penting bagi bidang
studi perilaku organisasi.
Suatu penelitian Nasional di AS menemukan bahwa upah dan
tunjangan tambahan bukan alasan orang untuk menyukai pekerjaan mereka atau
mempertahankan pekerjaan di suatu perusahaan. Jauh lebih penting dari itu
adalah kualitas pekerjaan karyawan dan dukungan lingkungan kerja mereka .
Bagaimana bisa meningkatkan dan mempertahankan kualitas kerja karyawan dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman?
Robbins (2007) perlu
pengembangan keterampilan interpersonal
manajer untuk mendapatkan dan
mempertahankan karyawan berkinerja tinggi. Melengkapi keterampilan
interpersonal yang baik berpotensi
membuat tempat lebih menyenangkan, yang pada gilirannya membuat perusahaan
lebih mudah dalam merekrut dan mempertahankan karyawan berkualitas.
Variabel-Variabel Perilaku Organisasi
Variabel; atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan orang lain
atau antara satu objek dengan objek lain. Misalnya tinggi badan, berat
badan, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut
seseorang dan objek (berbeda).
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1993) perilaku organisasi
adalah merupakan fungsi dari variabel – variabel individu, variabel organisasi
dan variabel psikologis.
secara sederhana dapat dituliskan
B = f (I.O.P)
Formulasi diatas
menunjukkan bahwa perilaku organisasi itu terdiri dari; pertama, variabel
individu ( kemampuan dan keterampilan baik
mental dan fisik, latar belakang seperti keluarga, tingkat sosial,
pengalaman dan demografis seperti umur asal-usul dan jenis kelamin), kedua,
variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi
dan ketiga, variabel organisasi seperti sumber daya , kepemimpinan, imbalan,
struktur dan proses.
Figur 2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku
Organisasi.
Penjelasan Figure
- Perilaku pegawai sangatlah kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai variabel yaitu variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis. Apakah manajer dapat mengubah, membentuk, dan menata kembali (memodifikasi) perilaku bawahannya? Pola – pola perilaku seseorang senantiasa berubah walaupun sedikit. Dan sudah tentu setiap manajer ingin mengubah perilaku bawahannya yakni perilaku yang menghasilkan prestasi kerja.
- Karena perilaku pegawai itu begitu kompleksnya maka agar manajer lebih efektif dan lebih efisien dalam usaha mencapai tujuan organisasi manajer itu harus mengakui perbedaan individu dan mempertimbangkan perbedaan – perbedaaan individu tersebut.
- Dari gambar itu juga tampak bahwa hasil yang diharap dari setiap perilaku ialah “prestasi”. Dengan demikian salah satu tugas manajer adalah merumuskan standart kerja atau menentukan hasil apa yang diharapkan dari perkerjaan pegawai yang bersangkutan.
Artinya, Variabel individu, variabel psikologis, dan
variabel organisasi tidak hanya mempengaruhi perilaku tapi juga prestasi.
Perilaku yang berhubungan dengan prestasi adalah perilaku yang berhubungan
dengan tugas – tugas pekerjaan, dan yang perlu diselesaikan untuk mencapai
sasaran organisasi. Misalnya Perilaku seorang manajer yang berhubungan dengan
prestasinya, mengindentifikasi masalah–masalah, merencanakan, mengorganisasikan
dan mengawasi pekerjaan bawahannya serta menciptakan iklim motivasi bagi
bawahannya. Jika bawahan tidak berprestasi baik maka manajer harus menyelediki
hal itu.
Variabel Independen
Variabel
independen adalah dugaan
penyebab dari sejumlah perubahan variabel dependen. Variabel – variabel
independen dapat dikelompokkan atas variabel-variabel level individu , variabel
– variabel level kelompok dan variabel-variabel level sistem organisasi.
Variabel-variabel
level individu. Setiap
orang yang baru memasuki organisasi membawa karakteristik yang berbeda satu sama
lain . Karakteristik yang paling jelas adalah karakteristik biografis atau
personal seperti usia, jenis kelamin dan status perkawinan, karakteristik
kepribadian seperti kerangka kerja emosi bawaan, nilai-nilai dan sikap dan
level kemampuan dasar. Karakteristik tersebut sangat berpengaruh ketika
individu memasuki dunia kerja , dan terhadap sebahagian besar karakteristik itu
tidak banyak yang dapat dilakukan manajemen untuk merubahnya. Namun
karakteristik tersebut mempunyai dampak riil pada perilaku organisasi.
Variabel-variabel
level kelompok. Perilaku
orang dalam kelompok melebihi jumlah total semua orang tersebut yang bertindak
sendiri. Perilaku manusia ketika mereka berada dalam kelompok akan berbeda
dengan ketika sendiri.
Variabel-
variabel level sistem organisasi seperti rancangan formal organisasi, proses kerja, kebijakan-kebijakan dan
praktik-praktik sumber daya manusia dan kebudayaan internal semua berdampak
pada variabel-variabel dependen.
Variabel –
Variabel Dependen.
Variabel dependen
adalah faktor kunci yang terpengaruh sejumlah variabel independen. Apa yang
menjadi variable-variabel dependen utama perilaku organisasi?. Para
ilmuan cenderung menekankana produktivitas, keabsenan, pengunduran diri
karyawan, dan kepuasan kerja. Akhir-akhir ini faktor kewargaan organisasi
ditambahkan menjadi variable kelima dari variable dependen (Robbins, 2007).
Produktivitas adalah ukuran kinerja yang mencakup
efektivitas dan efisiensi (Robbins, 2007). Organisasi dikatakan produktif jika
ia mencapai sasarannya dan melakukannya dengan mentransfer input ke output
dengan biaya terendah. Oleh karena itu produktivitas mencerminkan perhatian
pada efektivitas dan efisiensi.
Ringkasnya, salah satu kepedulian perilaku organisasi
adalah produktivitas. Kita ingin mengetahui faktor-faktor apa yang akan
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi individu, kelompok, dan organisasi
secara keseluruhan.
Keabsenan adalah tidak melapor untuk bekerja.
Organisasi akan sukar beroperasi dengan mulus mencapai sasaran jika karyawan tidak melapor akan pekerjaan mereka
(absen). Aliran kerja terganggu, dan sering keputusan-keputusan penting jadi
tertunda. Pada organisasi perakitan keabsenan
menyebabkan dampak pada pengurangan kualitas produksi dan dalam sebagian
kasus hal itu dapat menyebabkan penghentian total produksi.
Pengunduran diri.
Pengunduran diri yang dimaksud disini adalah yang permanen secara sukarela atau
terpaksa dari organisasi. Tingkat pengunduran diri yanag tinggi menghasilkan
biaya yang tinggi dalam perekrutan, seleksi, dan pelatihan, apalagi yang
melakukan pengunduran diri tersebut adalah orang-orang yang andal - mungkin ia
mengundurkan diri karena merasa kurang diperlakukan tidak adil atau hal lain
yang tidak memotivasi ia untuk berkinerja baik seperti tidak diberi wewenang,
atau tidak diberi kesempatan untuk berkembang dll. Disamping itu orang yang
baru saja direkrut belum tentu dapat bertahan dalam organisasi mungkin karena
ia tidak merasa cocok dengan kebiasaan dan rewards yang ia terima. Namun jika
pengunduran diri oleh karyawan marjinal dan submarjinal- pengunduran diri dapat
bernilai positif bagi organisasi.
Kewargaan
organisasi. Kewargaan organisasi adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi
bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya
organisasi tersebut secara efektif. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat
ini, dimana tugas-tugas banyak dilakukkan dalam tim yang fleksibel, organisasi
memerlukan karyawan yang akan melakukan
perilaku kewargaan yang baik seperti; membuat pernyataan konstruktif tentang
kelompok kerja mereka dan organisasi, membantu yang lain dalam timnya, menjadi
relawan untuk aktivitas tugas mereka,
menghindari konflik yang tidak perlu, menunjukkan kepeduliaan terhadap properti
organisasi, menghormati semangat sekaligus peraturan organisasi, dan dengan
lapang dada memaklumi beban dan gangguan terkait kerja yang kadang terjadi.
Oleh karena itu organisasi perlu memperhatikan kewargaan organisasi sebagai
variabel dependen.
Selesai . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar